Oleh : Juwita Herdiyanty Priyanto 2003054
Editor : Stefan Primananda
Pembelajaran dikatakan efektif apabila pada proses pembelajaran seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta melakukan aktivitas – aktivitas seperti bertanya, menjawab dan berpendapat yang bisa menunjang proses pembelajaran. Tutor sebaya adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Penggunaan metode tutor sebaya menjadikan proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa, sehinga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sering ditemukan pembelajaran di kelas hanya berpusat pada siswa yang aktif, sedangkan siswa yang pasif hanya sekedar mengikuti tanpa mengetahui apakah mereka memahami materi yang diajarkan. Hal ini membuat perbedaan hasil belajar antara siswa yang aktif dengan yang pasif. Melalui metode tutor sebaya ini, siswa yang pasif diberi kesempatan untuk memperoleh instruksi secara individu selama pembelajaran dari tutor.
Menurut Rijalullah (2013), Model Pembelajaran Tutor Sebaya yang disamakan dengan Tutorial adalah bimbingan arahan, bantuan, petunjuk, dan motivasi agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar,pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004), Model Pembelajaran Tutor Sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau di tugaskan membantu teman yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Sedangkan menurut Winataputra (1999), Model Pembelajaran Tutor Sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Peranan tutor menurut Djauzak Ahmad (Nana Sudjana, 1991:183) sebagai berikut:
- Sebagai Pengatur Lalu Lintas
- Menjaga agar siswa-siswa bebicara menurut giliran
- Menjaga agar diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu
- Memberikan kesempatan kepada siswa-siswa yang pemalu untuk mengemukakan pendapatnya.
- Sebagai Dinding Penangkis. Sebagai dinding penangkis, peranan tutor atau pemimpin diskusi adalah menerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota, kemudian melemparkannya kembali kepada anggota. Diupayakan supaya terjadi tanya jawab atau dialog antar siswa dalam kelompok dan antara siswa dengan tutor, sehingga seluruh anggota berpartisipasi aktif.
- Sebagai Penunjuk Jalan. Dalam hal ini peranan tutor adalah memberi pengarahan kepada anggota kelompok tentang masalah yang akan didiskusikan, sehingga tidak timbul masalah-masalah yang menyimpang.
Situasi pembelajaran di dalam kelas atau kelompok kecil diharapkan terciptanya suasana belajar yang tenang, aman dan nyaman untuk itu tempat belajar siswa atau ruangan belajar perlu diatur sebaik-baiknya. Pada diskusi kelompok kecil, ruangan belajar diatur sehingga siswa yang berdiskusi atau bertanya jawab dapat duduk berkelompok dan guru bergerak dengan leluasa. Dalam pelaksanaan model kelompok ini, tempat duduk pun diatur bervariasi sedemikian rupa. Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang memiliki banyak potensi untuk ditingkatkan efektifitasnya dalam menunjang keberhasilan suatu program pengajaran. Potensi yang ada di sekolah, yaitu semua sumber-sumber daya yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar. Keberhasilan suatu program pengajaran tidak disebabkan oleh satu macam sumber daya, tetapi disebabkan oleh perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya saling mendukung menjadi satu sistem yang integral. (Russefendi, 1991:233).
Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. (Nana Sudjana, 1991: 178). Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya menurut Ischak dan Warji. (Nana Sudjana, 1991:180) “Mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang di pelajarinya”.
Sementara menurut Dedi Supriyadi. (Nana Sudjana, 1991: 180) “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok prestasinya yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut Conny Semiawan, dkk. (Nana Sudjana, 1991:181) “Tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah”. Mahasiswa adalah unsur pokok dalam kegiatan belajar mengajar maka mahasiswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan untuk itu, maka mahasiswa harus dijadikan sebagai sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran. Sudirman. (Russefendi, 1991:233). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya menurut Muntasir, dkk. (Nana Sudjana, 1991: 182).
Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dalam bertanya atau meminta bantuan. Dalam pembelajaran dengan penggunaan model tutor sebaya, tutor idealnya adalah siswa yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan teman-teman yang dibimbingnya, sehingga pada saat ia memberikan pengayaan atau membimbing teman-temannya sudah menguasai materi yang akan disampaikan pada mereka.
Kemudian pada tanggal 15 Desember tepatnya hari rabu jam empat sore diadakan tutor sebaya yang membahas mata kuliah hidrologi. Mata kuliah tersebut dianggap sulit oleh mahasiswa pendidikan geografi 2020 karena banyaknya hitungan dan rumus yang kurang dipahami. Oleh karenanya. Mata kuliah ini dibahas bersama pemateri yang luar biasa yaitu kang M. Ferry yang merupakan mahasiswa pendidikan geografi 2019. Beliau juga sebelumnya pernah membahas materi hidrologi pada tutor sebaya persiapan UTS, ia dianggap mampu dan kompeten dalam mata kuliah hidrologi karena merupakan mantan dari penanggung jawab mata kuliah hidrologi tersebut. Acara ini berlangsung dengan durasi satu jam tiga puluh menit dan di moderatori oleh M. Fathan.