PRINTER GEOGRAFI 2 : Jangan Engkau Rusak Hubungan Sosialmu

PRINTER GEOGRAFI 2 : Jangan Engkau Rusak Hubungan Sosialmu

Penulis: Oktaria Nursita (2004826)
Editor: Mararosa Fitriawati

Kamis, 15 Juli 2021 merupakan hari kedua diselenggarakannya program kerja dari Departemen Kerohanian BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Pembinaan Rohani Internal Geografi (PRINTER Geografi 2). Acara PRINTER Geografi ini berjalan sesuai rencana, dan dilaksanakan via Zoom Cloud Meetings yang dihadiri oleh seluruh Pengurus serta anggota BEM HMPG FPIPS UPI yang beragama Islam. Tema yang diangkat pada acara PRINTER Geografi 2 ini yaitu “Jangan Engkau Rusak Hubungan Sosialmu” tema ini diambil untuk terus menjaga hubungan sosial kita agar terciptanya rasa kedamaian dan keharmonisan sehingga menimbulkan sifat kekeluargaan antar sesama khususnya pengurus dan anggota BEM HMPG melalui acara PRINTER Geografi  2 ini.

PRINTER Geografi 2 dimulai pada pukul 19.30 yang dibawakan oleh Master of Ceremony Alya Nur Fitriany, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ketua Departemen Pendidikan BEM HMPG FPIPS UPI yaitu M Fahrul Ramadhan, selanjutnya pada sesi pematerian dibawakan oleh Ketua Departemen Sosial Politik BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Ivan Titannaka Akbar.

Doc. Penulis

Pada sesi pematerian PRINTER 2 kali ini, Ketua Departemen Sosial Politik menyampaikan bahwa hubungan sosial secara umum adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Sedangkan hubungan sosial menurut Islam, bahwa manusia adalah makhluk sosial, dia tak bisa hidup seorang diri, atau mengasingkan diri dari kehidupan bermasyarakat. Dengan dasar penciptaan manusia yang memikul amanah berat menjadi khalifah di bumi, maka Islam memerintahkan umat manusia untuk saling ta’awun, saling tolong-menolong, untuk tersebarnya nilai rahmatan lil alamin ajaran Islam. Maka Islam menganjurkan umatnya untuk saling ta’awun dalam kebaikan saja dan tidak dibenarkan ta’awun dalam kejahatan. Hubungan sosial dalam Islam ataupun secara umum itu saling berhubungan timbal balik atau terjalinnya hubungan komunikasi.

Dalam Islam Menyerukan 3 bentuk hubungan Sosial, yaitu:

  1. Silaturahmi, Islam menganjurkan silaturahmi antar anggota keluarga baik yang dekat maupun yang jauh, apakah mahram ataupun bukan. Apalagi terhadap kedua orang tua. Islam bahkan mengategorikan tindak “pemutusan hubungan silaturahmi” adalah dalam dosa-dosa besar.
  2. Memuliakan tamu, tamu dalam Islam mempunyai kedudukan yang amat terhormat. Dan menghormati tamu termasuk dalam indikasi orang beriman.
  3. Menghormati tetangga, hal ini juga merupakan indikator apakah seseorang itu beriman atau belum. Hal ini sering dilupakan dalam hidup bermasyarakat.

Inti pada poin ke-3 dalam menghormati tetangga, kita masih sering melupakannya.  Kita harus tetap menghormati untuk menjalin kedekatan dalam hubungan sosial ataupun hidup bermasyarakat. Kita juga tidak boleh memandang bahwa tetangga itu sama ras, suku, ataupun adanya perbedaan agama. Dalam menjalin sosial dengan non muslim, terdapat Ukhuwah wathaniyah dan berbuat yang adil terhadap mereka dan tidak mengganggu mereka. Maksud dari berbuat adil di sini ketika kita merasakan ada segelintir orang yang kurang dalam bertoleransi, kita sebagai umat muslim harus berbuat adil seperti tidak memaki mereka dalam beribadah ataupun kita tidak boleh mengganggu mereka ketika masuk dalam ranah agama dan menunjukkan kemuliaan akhlak muslim. Salah satunya adalah arti dari QS. Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi lakum dinukum waliyadin artinya “Bagimu Agamamu Dan Bagiku Agamaku.”

Terdapat hal yang bisa merusak hubungan sosial seperti bertengkar, tidak saling menghargai, kurangnya komunikasi dan masih banyak yang lainnya. Untuk menghindari hal tersebut, dalam menguatkan hubungan sosial yaitu sebagai berikut:

  1. Mentauladani sikap bersosialisasi ala Rasulullah.

Manusia tidak dapat hidup sendiri, semenjak dalam kandungan ia merepotkan ibunya. Saat dilahirkan pun tidak dapat keluar sendiri. Begitu seterusnya hingga ia dewasa, selalu saja butuh bantuan orang lain. Ini bukti nyata bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tentunya perlu memahami cara bersosialisasi terutama bersosial yang baik ala Rasulullah.

  1. Senyum dengan murah

“Rasulullah Saw Bersabda: Senyummu Terhadap Saudaramu Merupakan Sebuah Nilai Sedekah Untukmu.” (HR. At-Tirmidzi)

  1. Memberi maaf dengan mudah

Diceritakan kisah “Seorang Arab Badui datang, lalu buang air kecil di serambi masjid. Maka para Sahabat mengecamnya, lalu Rasulullah SAW melarang mereka. Ketika seorang Arab badui tersebut menyelesaikan buang hajatnya (air kecil), Nabi memerintahkan untuk menyiram dan mengalirkan air di tempat buang air kecil tersebut. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Toleransi dengan ramah

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan waktu tempo, lalu menggadaikannya dengan baju besi miliknya. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada inti dari pematerian “Jangan Engkau Rusak Hubungan Sosialmu” kali ini, sebagaimana yang telah dikatakan oleh mantan Presiden RI yaitu Abdurrahman Wahid (Gusdur) beliau mengatakan bahwa “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya” Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain, bersosialisasi merupakan kewajiban bukan tuntutan.

Setelah sesi pematerian selesai, maka acara dilanjutkan dengan zikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Staff Departemen Kerohanian BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Gunawan Wijaksono. Setelah selesai berzikir dan berdoa, acara pun ditutup dengan sesi foto bersama.

Doc. Penulis