PERAN ORMAWA SEBAGAI EKSISTENSI ATAU HEGEMONI?

PERAN ORMAWA SEBAGAI EKSISTENSI ATAU HEGEMONI?

Hari Senin, 11 Desember 2017 Departemen Sosial Politik (SOSPOL) BEM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi menyelenggarakan acara kajian yang bertajuk Peran Ormawa sebagai Eksistensi atau Hegemoni, dengan pemateri Fahmi Juliansyah sebagai Direktorat Jendral Kajian isu kampus BEM REMA UPI 2017 di Lab Fisik Pendidikan Geografi Lantai 4 FPIPS UPI.

Kampus merupakan bagaian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa, kampus sebagai miniatur negara dijadikan tempat menimba ilmu, mempersiapkan masa depan, tempat mengaktualisasi diri dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Sehingga perlu sebuah sarana atau wadah untuk mengembangkan hal tersebut yang dikenal dengan organisasi kemahasiswaan (ORMAWA).

Dalam peraturan rektor UPI mengenai Organisasi Kemahasiswaan pasal 1 menyebutkan Organisasisasi Kemahasiswaan UPI selanjutnya di sebut Ormawa UPI adalah organisasi mahasiswa yang dibentuk dari, oleh, dan untuk mahasiswa pada tingkat universitas, fakultas, sekolah pascasarjana, jurusan/program studi, dan kampus daerah, yang merupakan sarana pengembangan penalaran, keilmuan, kewirausahaan, minat dan bakat, pengembangan kesejahteraan mahasiswa, dan pengabdian pada masyarakat.

Secara umum peran ormawa ditingkat universitas menjadi wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan meningkatkan kemampuan intelektual dan mengasah pola pikir yang kritis. Sehingga setiap orang merasa perlu mengeksistensikan diri untuk dapat berkembang dan dikenal oleh masyarakat pada umum nya.

Dalam hal mengeksistensikan diri, tentu mahasiswa memiliki opsi yang berbeda dalam menyalurkan potensi yang dimiliki nya. Dengan mengikuti berbagai macam organisasi intra kampus atau ekstra kampus. Misalnya organisasi intra kampus seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), Himpunan, BEM Fakultas sampai Universitas. Sedangkan ekstra kampus yaitu KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), FMN (Front Mahasiswa Nasional), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan sebagainya. Organisasi ini didirikan berdasar atas pemahaman agama ataupun pandangan secara khusus terhadap nilai-nilai nasionalisme.

Organisasi mahasiswa ekstra kampus memang merupakan kebebasan setiap orang dalam berserikat dan berkumpul sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 ini populer di kalangan mahasiswa. Karena mahasiswa yang memiliki eksistensi di negeri ini memiliki peran strategis yang dapat mempengaruhi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh rektorat atau pemerintah pada umumnya.

Setiap organisasi tentu memiliki budaya dan ideologi masing-masing yang berusaha di pertahankan, kemudian muncul adanya gerakan politik di tubuh mahasiswa. Sehingga pertaruhan ideologi itu sebagai upaya memperebutkan pengaruh politik dengan membentuk suatu kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan keinginan mereka. Karena bagi mereka politik kampus ini merupakan salah satu entitas yang harus diperjuangkan. Tentunya bukan suatu hal yang negatif dan sarat akan kepentingan.

Karena setiap mahasiswa diberikan kebebasan dalam memilih suatu organisasi kemahasiswaan baik intra atau ekstra kampus. Tentu tidak semua yang terlibat di dalam organisasi tersebut di cap negatif. Karena pada dasarnya organisasi memiliki tujuan yang baik dan mempersiapkan kader-kader pemimpin yang berkualitas.

Namun ketika membicarakan ormawa sebagai suatu dominasi kekuasaan atau hegemoni tentu harus dilakukan kajian yang komprehensif, karena setiap ormawa pun memiliki budaya politik sendiri, namun seiring berjalannya waktu peran ormawa terkadang disalahgunakan oleh sebagian orang yang memiliki kepentingan tertentu. Sehingga politik kampus banyak disalahpahami sebagai wujud politisasi (politik praktis), padahal dalam realitanya politik kampus adalah lawan sekaligus oposisi dari politik praktis. Hal ini yang membuat kesalahpahaman sebagian besar mahasiswa dalam memandang politik kampus dinilai sebagai gerakan pragmatis yang bergerak hanya untuk mendapatkan posisi strategis di lingkungan kampus. (*Wiganda)