Lebih Dekat Dengan Alam Melalui Pratikum Kartografi

Lebih Dekat Dengan Alam Melalui Pratikum Kartografi

Oleh: Lelining Tias

Editor: Siti Hayati Zakiyah

Sebelum Fajar menyingsing mahasiswa Pendidikan Geografi 2019 sudah berkumpul di depan Gedung Amphiteater untuk mempersipakan keberangkatan menuju lokasi pratikum kartografi pada (16/11/2019). Suhu dingin yang membuat bulu kuduk merinding tak menyurutkan semangat kami untuk tetap berangkat. Setelah satu setengah jam menempuh perjalanan jauh, terjal, dan curam deretan angkot membawa kami menuju Pasirangling, Desa Suntenjaya, Kab. Bandung Barat.

Pukul 06:45 kami sampai di lokasi. Suhu dingin menyeruak kala kaki memijak lereng Bukit Tunggul Cibodas. Kami memilih basecamp tepat pada gundukan bukit kecil yang agak rata. Selayang pandang, bukit ini menyuguhkan panorama indah di semua arah. Utara dengan bukit Tunggulnya, barat dengan Gunung Parangnya, dan timur – lokasi si gagah Palasari.

Pengarahan dari Dosen Pembimbing

Setelah menerima arahan dari dosen pembimbing yakni Riki Ridwana, kami memulai praktikum pada 07.15 WIB. Pada pratikum ini kami ditugaskan untuk menentukan  orientasi medan atau teknik menyamakan arah kedudukan utara atau utara grid ke arah medan sebenarnya atau ke arah utara kompas dan kemiringan lereng. Untuk menentukan orientasi medan kami menggunakan dua teknik yakni teknik interseksi yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui posisi objek lain pada peta berdasarkan posisi kita dan reseksi atau cara untuk menentukan posisi kita melalui dua atau lebih objek dikenali.

Kami sengaja memilih lokasi ini karena sesuai dengan kebutuhan pratikum kartografi-objek menonjol yang tampak di peta sehingga dapat dibidik. Praktikum Kartografi ini  bertujuan agar mahasiswa mampu membaca medan di peta dan medan sebenarnya serta memahami konsep pengukuran kemiringan lereng melalui pengamatan lapangan melalui melalui interpretasi peta. beberapa alat yang dibutuhkan saat melakukan praktikum yakni; gps handheld/ aplikasi  gps essential, peta rupa bumi indonesia(RBI), kompas bidik, penggaris, busur, bolpoin, dan papan dada. Sedangkan untuk mengukur kemiringan lereng dibutuhkan alat Klinometer manual yang kami buat sendiri dengan busur derajat, sedotan , benang, pemberat, dan pita ukur.

Sebanyak 99 mahasiswa prodi Pendidikan Geografi tersebar di 20 kelompok yang masing-masing berjumlah 5-6 orang. Radiusnya tiap kelompok yang berjarak 10 m membuat masing-masing kelompok memiliki ceritanya sendiri, pun cerita menarik dari kelompok yang harus mengukur lereng yang curam, tanpa merusak kebun warga. Cerita lainnya adalah mengenai gangguan dari kendaraan yang melintas saat kami melakukan orientasi medan di bahu jalan.

Pengukuran selesai pada pukul 09:15 WIB  sebagian besar kelompok telah menyelesaikan pengukurannya dan kami diarahkan untuk kembali ke basecamp, sembari menunggu kelompok lainnya. Beberapa kelompok tampak sibuk mengabadikan moment indah bersama kelompoknya masing-masing sebelum mendengarkan penjelasan dari Dede Sugandi selaku dosen Mata kuliah Kartografi. Pukul 11: 36  WIB praktikum selesai dilakukan dan tugas kami selanjutnya adalah menyelesaikan laporan.

Foto bersama di lokasi Praktikum