Penulis : Sisca Prisecilia (SaIG, 2008165)
Editor : Mararosa Fitriawati
Doc. penulis
19 September 2020 – Departemen Pendidikan Geografi, mengadakan sebuah kegiatan yaitu Studi Iman Geografi (SIG). Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan tiap tahunnya. Esensi dari kegiatan ini adalah menumbuhkan iman sekaligus mengenalkan dunia perkuliahan kepada para mahasiswa baru. Kegiatan dilakukan secara daring melalui google meet dan dihadiri oleh kakak tingkat Kristen di Departemen Pendidikan Geografi dan mahasiswa baru Kristen program studi Pendidikan Geografi, Sains Informasi Geografi, dan Survei Pemetaan dan Informasi Geografis.
Kegiatan diawali oleh pembukaan dan sambutan ramah yang dilakukan oleh Anastasya Clara, Charly Brinto dan Yohanna Fitri M. Beberapa lagu pujian dinyanyikan oleh Tim Penyembahan. Dilanjut dengan pemaparan materi yang dilakukan oleh Bu Ribka Sukmawati, M.A. selaku pemateri pertama dan dilanjutkan oleh Viktor Halomoan Naibaho. Tidak lupa sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan, dilakukan doa bersama agar kegiatan berjalan lancar.
Tema dari kegiatan ini sendiri adalah “Menumbuhkan”. Apa yang harus tumbuh? Pada hakikatnya menumbuhkan suatu pribadi hanya dapat dilakukan oleh Tuhan. Namun, dalam konteks SIG, menumbuhkan disini sesuai dengan judul yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu “Menumbuhkan Jiwa Adaptif dan Pola Pikir sebagai Seorang Geograf yang Agamis”.
Hal yang saya dapat dari pemateri pertama yaitu Ibu Ribka Sukmawati, M.A. atau biasa dipanggil Bu Sukma adalah mengenai pentingnya beradaptasi dan jiwa adaptif. Jiwa adaptif adalah usaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Jika sudah dapat beradaptasi pasti akan mudah untuk menjalani tantangan-tantangan di perkuliahan yang akan dialami kedepannya. Banyak kisah dalam Alkitab yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh di Alkitab berusaha untuk beradaptasi dengan situasi yang sedang dialaminya. Mulai dari Yusuf yang mendapatkan perilaku berbeda dari saudara-saudaranya (Kejadian 37-50) hingga Rut yang hidup dalam kelaparan (Rut 1-4). Namun, dibalik semua yang mereka hadapi mereka tetap setia kepada Allah. Begitu pun dengan kita sebagai umat Tuhan karena Tuhan telah berfirman, salah satunya melalui Roma 8:28. Maknanya adalah jangan takut akan apa pun yang terjadi karena Allah selalu menyertai kita, Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Selain Roma 8:28, Yohanes 17:24 mengajak kita untuk menumbuhkan jiwa adaptif.
Doc. penulis
Dilanjutkan dengan pemateri 2 yaitu ka Viktor Halomoan Naibaho. Pembahasan dimulai dengan sebuah pertanyaan yaitu, sudahkah kita peka pada lingkungan sebagai Geograf? Geografi adalah ilmu yang membahas tentang bumi. Ilmu Geografi cukup relevan jika dikaitkan dengan apa yang Tuhan inginkan. Tuhan ingin manusia merawat alam dengan baik. Namun, jika kita melihat kenyataannya saat ini banyak manusia yang tidak peduli lagi dengan alam. Padahal bukan itu yang Tuhan kehendaki. Nah, kita sebagai mahasiswa geografi yang pada dasarnya membahas tentang alam, apakah kita sudah peka dengan alam sekitar kita. Kepekaan pada alam atau lingkungan sekitar itulah yang harus kita miliki apalagi sebagai mahasiswa geografi. Perlu kita sadari bahwa dunia butuh orang-orang yang peka akan apa yang sedang terjadi di alam. Dengan peka pada lingkungan, menjaga lingkungan, dan merawat alam kita sudah melakukan apa yang Tuhan kehendaki kita juga sudah melakukan amanat Allah. Sebagai penutup, ayat dari Filipi 4:8-9 menyampaikan bahwa kita jangan menerima semuanya dengan langsung tanpa melihat sudut pandang lain tetapi kita harus mengerti dan peka akan apa yang terjadi pada alam kita.
Doc. penulis
Dapat disimpulkan, kegiatan SIG berhasil membuka mata, hati dan pikiran kita agar kita mau beradaptasi dengan situasi sesulit apa pun dan mau mengerti apa yang Tuhan inginkan.