Workshop on MOOCS and Designing Global Effective MOOC Course

Ditulis oleh : Lelining Tias

Editor : Miya Surasih Septianingrum (1900670)

Kegiatan Workshop on MOOCS and Designing Global Effective MOOC Course yang dilaksanakan pada 25 Agustus 2021 dipandu oleh MC Sere Samosir diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan doa pembuka oleh saudara Gunawan Wijaksono. Pembukaan-pembukaan disampaikan oleh ketua program studi Pendidikan Geografi Dr. Iwan Setiawan, M.Si, Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI Bapak Dr. Agus Mulyana, M. Hum, serta Wakil Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Bapak Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A.

Agenda acara ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pagi dengan pemateri Bapak Giri Suhardi selaku Udemy Head Market of Indonesia . Kemudian sesi siang dengan pemateri Prof. Jan Lovett dan Chris Tomphson, MA dari Leeds University

Moderator dari workshop pertama adalah Bapak Riki Ridwana, M.Si. Terdapat 4 agenda yang disampaikan oleh beliau dalam 100 menit workshop, yaitu:

  1. Perkembangan dari online learning
  2. Masa depan dari online learning
  3. Daya ungkit utama dari online learning
  4. Mengkupas tentang Udemy

Perkembangan teknologi pendidikan diawali pada tahun 1960 di Illinois University dengan program PLATO (Programmic Locic for Automated Teching Operation). Di tahun 1970-an, Inggris bereksperimen dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan surat. Kemudian pada tahun 1990-an pembelajaran jarak jauh menggunakan PC dan CD-ROM untuk menyimpan material dan video pembelajaran. Tahun 2008, menjadi salah satu tahun Groundbreaking untuk pembelajaran jarak jauh dimana pembelajaran online pertama dilakukan oleh David Willey dari Utah State University dan Alex Couros dari University of Regina. Selain itu, istilah MOOC pertama kali dikenalkan oleh George Siemens dan Dave Cormier dalam kursus yang dilakukan di Universitas Manitoba, Kanada.

Secara umum terdapat 2 Karakteristik utama dari MOOC yaitu menggunakan web dan akses tidak terbatas. Di dalam teknologi pendidikan ada berbagai pembagian variasi dari MOOC. Pada pematerian kali ini terdapat 2 variasi MOOC yang akan dibahas yaitu:

  1. Based on time frame
  2. Synchronus (Real Time)
  3. Asynchronus (Not Real Time)
  4. Hybrid (Gabungan)
  5. Based On Segmentation
  6. Online College/Degree (Coursera University)
  7. Supplemented/Profesional/Vocasional (Duolingo)
  8. K-12 (School)
  9. Miscellaneous (Youtube)

Di Indonesia sendiri perusahaan EdTech tumbuh pesat dalam 8 tahun terakhir, seiring dengan kenaikan akses internet. Seperti Zenius Education, Ruangguru dan HarukaEdu. Selama tahun 2020 segmentasi terbesar dari konsumen EdTech di Indonesia adalah segmen K-12. Selain itu juga terjadi peningkatan pengunjung EdTech di Indonesia melalui program Pra-Kerja. Bukan hanya di Indonesia, MOOC mendapati kenaikan yang signifikan di kancah dunia selama pandemi. Di Udemy terdapat kenaikan pengunjung sebanyak 425%. Khan Academy juga mendapatkan kenaikan pengunjung hingga 3 kali lipat selama pandemi.

Udemy berdiri di tahun 2010 dan berkantor pusat di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Nama Udemy berasal dari gabungan kata You dan Academy. Udemy memiliki tujuan untuk dapat menghubungkan siswa dengan pengajar dimanapun dan kapanpun. Filosofi utama dari udemy adalah democratizing learning (mendemokratisasi pembelajaran). Selain itu terdapat 3 pemahaman dasar yang dipegang teguh oleh Udemy yaitu:

    1. Akses Edukasi dapat meningkatkan masyarakat
    2. Tidak selamanya siswa memiliki akses belajar
    3. Tidak selamanya guru terbaik tidak ditemukan di ruang kelas yang kita inginkan.

Hingga tahun 2021 telah ada 70 ribu instruktur yang menyediakan155 ribu kursus dan diakses 40 juta siswa diseluruh dunia. Udemy menawarkan kelas asynchronous learning, dengan medium utama video perekaman. Selain itu Udemy juga menyediakan self-paced enrollment dan additional resource untuk para siswa. Untuk akses, Udemy memiliki prinsip pay for forever dimana dengan sekali enroll, siswa dapat mengunjungi kelasnya kapanpun dan berlaku untuk selamanya. Beberapa keuntungan Udemy sebagai marketplace antara lain:

    1. Jangkauan konten yang luas.
    2. Membawa konten terbaru
    3. Selalu ada peningkatan kursus
    4. Azas Transparasi

Pada tahun 2019 Udemy resmi launching di Indonesia. Untuk mempenetrasi pasar, Udemy menerapkan beberapa strategi yaitu:

    1. Navigasi Bahasa Indonesia
  1. Menggunakan mata uang rupiah dalam pembayaran
  2. Memperbanyak kursus berbahasa Indonesia
  3. Memperbanyak metode pembayaran (mini market dan transfer bank)

Hingga hari ini telah ada 1000+ kursus berbahasa Indonesia yang tersedia di Udemy. Selain itu terdapat beberapa kursus yang diakreditasi perguruan tinggi seperti Binus, UI dan Unpar. Topik teknologi merupakan best seller Udemy di Indonesia, hingga tahun 2021 pendaftar utama Udemy Indonesia adalah Generasi milenial dan generasi Z.

Ada beberapa alasan mengapa pendidik harus memilih Udemy ketimbang Youtube. Pertama, instruktur dapat memberikan tambahan materi kepada siswa. Kedua, Udemy merupakan platform lengkap dengan adanya payment method, customer service dan app android. Ketiga, di akhir pembelajaran siswa mendapatkan sertifikat penyelesaian kursus. Terakhir, instruktur mendapatkan bayaran dan memiliki kontrol penuh akan materi belajar. Untuk membuat MOOC yang baik, terdapat strategi 4P yang dapat digunakan. 4P tersebut adalah Plan, Production, Publish dan Promote..

Setelah mendengarkan penjelasan dari Pak Giri, peserta kemudian mendengarkan penjelasan untuk membuat Silabus dan Rancangan oleh Prof Jan Lovett dari Leeds University dan mempraktikkan secara langsung menggunakan format tabel yang telah disediakan oleh panitia.

Pada sesi kedua siang hari Prof Jan Lovett dari Leeds University menjelaskan mengenai Massively Open Online Courses (MOOCs) ada gelombang evaluasi kritis (kebanyakan sang pengajar itu sendiri) yang telah menghasilkan banyak kemajuan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini menyebabkan pengakuan bahwa kursus berbasis kuliah bukanlah (menjadi semua serta mengakhiri) seluruh pedagogi universitas, serta bahwa ada cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu. Massively Open Online Courses (MOOCs) memainkan peran yang relatif besar dalam menjelaskan bagaimana dosen universitas terlibat dengan mahasiswa mereka serta cara memberikan pengalaman peserta didik.

MOOC baru dari University of Leeds ini dijalankan sang Profesor Jon Lovett di School of Geography. Jon ialah pria yang karismatik dan bersemangat menggunakan banyak sekali pengalaman pada hubungan antara manusia dan alam, serta tema-tema inilah yang dieksplorasi pada kursus. Dalam workshop tanggal 25 Agustus 2021 beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa ciri utama MOOC yang membuatnya tidak sinkron dari program universitas konvensional.

Panjang variabel MOOC bisa berapa saja asal 1 minggu hingga 12 minggu, menggunakan luas serta kedalaman konten yang bervariasi. Sepenuhnya online tanpa perlu bergantung di infrastruktur yang dibangun. MOOC dapat melayani puluhan ribu siswa, bukan ratusan atau lebih seperti biasanya. Belajar fleksibel karena sifatnya online, siswa bisa berpartisipasi kapan pun mereka mau. Kadang-kadang ini berarti bahwa siswa drop-off sepenuhnya (tingkat penyelesaian cukup rendah) namun itu bukan inti dari MOOC. MOOC dibuat untuk menyediakan akses pendidikan bagi sebesar mungkin orang yang menginginkannya, dan pembelajaran apapun.

Struktur platform online yang fleksibel memungkinkan berbagai macam multimedia yang interaktif dapat terhubung. Ini menghasilkan pengalaman belajar yang sangat menarik. seluruh faktor ini bergabung untuk membentuk cara mengajar yang baru serta menarik dan dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa.

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menggunakan MOOC adalah dengan merancang pendekatan pedagogis yang efektif, format table FutureLearn serta hasil belajar dan silabus. Dalam metode MOOC rentang perhatian itu 4 menit, bukan kuliah satu jam aktif statis pencarian pengetahuan. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan memungkinkan untuk mendapat pencerahan dari keterlibatan pendidik yang dapat ditunjang melalui forum diskusi maupun refleksi mingguan.

Selain itu beliau juga menjelaskan mengenai format table FutureLearn, dimulai dari alokasi waktu, pembelajaran inti, peningkatan pemahaman dan revisi serta hasil pembelajaran sesuai dengan silabus.

Selesai dengan pembahasan dan menunjukkan table serta feedback dari para pengguna MOOC workshop dilanjutkan oleh Chris Tomphson, MA dari Leeds University beliau menjelaskan mengenai Desain pembelajaran (Kursus Garis besar) DPAG, isi, Perkembangan (Skrip Konten) Tinjauan & Kualitas jaminan (Ulasan Sejawat), DPAG, Pengiriman, evaluasi dan kontinu peningkatan penerima, Video produksi & teknologi pembelajaran membangun, Proses desain dan pengembangan, Hasil Pembelajaran dan Silabus (Proposal), Pimpinan Akademik, menulis Kursus, Proposal didukung oleh DES, Desain Pembelajaran (Garis Besar Kursus)

Manajer Desain Kursus dan Pimpinan Akademik berkolaborasi untuk merancang kursus dalam Garis Besar Kursus, DPAG, Pengembangan konten (Skrip Konten), Pimpinan Akademik menulis, meninjau, mengedit, dan menyetujui naskah konten yang didukung oleh LID dan CDM.

Storyboard atau perjalanan yang menunjukkan aktivitas apa yang dilakukan peserta didik untuk mencapai hasil belajar mencakup semua kegiatan belajar, seperti interaksi dengan guru, kerja kelompok, belajar mandiri dan penilaian. Kami fokus pada apa yang dilakukan peserta didik untuk mencapai hasil pembelajaran (bukan apa yang ingin kami sampaikan kepada mereka), pendekatan kami adalah berpusat pada siswa, kurikulum yang mendukung, inklusif, fleksibel, mudah diakses, dan membangun komunitas, Pembelajaran aktif siswa yang terlibat secara kognitif, yang berinteraksi dengan beragam konten dan media, serta memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dan berpartisipasi.

Doc. Penulis