Seminar Nasional Kesiapsiagaan Bencana Tingkatkan Pengetahuan Potensi Bencana

Oleh: Muhamad Abdul Azis

Bandar Lampung. Pada rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahap 3 Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan kunjungan kepada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila).

Kegiatan kunjungan diisi dengan kegiatan seminar nasional bertempat di Aula K FKIP Unila pada Jumat (26/4/2019). Mengusung tema “Peranan Geografi dalam Mengelola Sumber Daya Alam di Wilayah Rawan Bencana”, kegiatan ini menghadirkan pemateri Prof. Dr. Darsiharjo, M.Sc. (UPI), Iwan Junianto, S.T., M.Eng. (BPBD Tanggamus), dan Drs. Buchori Asyik, M.Si. (Unila).

Pada sambutannya, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Unila Dr. Sugeng Widodo, M.Pd. mengharapkan adanya kerjasama antar kedua lembaga karena dinilai sangat positif untuk akreditasi program studi. “Harus ada semacam MoU (Memorendum of Understanding) supaya kami dapat melakukan kunjungan resmi ke Bandung,” ungkapnya.

Dr. rer. nat. Nandi, S.Pd. M.Sc. M.T. mewakili dosen pembimbing KKL tahap 3 meyatakan hal senada dengan saran dari ketua program studi Pendidikan Geografi Unila. “Kami terbuka untuk menjalin kerjasama dengan siapapun,” tegasnya. Sedangkan menurut Drs. Tedi Rusman, M.Si. mewakili dekan FKIP Unila menyarankan bahwa kerjasama ini tidak hanya antar kedua lembaga pendidikan tersebut namun juga dengan pihak BPBD Tenggamus.

Seminar nasional yang tidak hanya dihadiri peserta KKL tahap 3, namun juga mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Unila. Seminar tersebut pun dimoderatori oleh Nyokro Wijaya mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Unila.

Prof. Dr. Darsiharjo, M.Sc. menjelaskan jika rata-rata akses pendidikan warga negara Indonesia hanya mencapai angka 7,6 tahun itu artinya belum sampai lulus SMP. Beliau menekankan jika mengenal wilayah atau tempat tinggal penting diajarkan sejak pendidikan dasar, agar pengelolaan sumber daya alam optimal dan tidak merusak lingkungan. “Geografi sebagai ilmu yang mempelajari ruang dipermukaan bumi harus diajarkan sejak pendidikan dasar di sekolah,” ungkapnya.

Kemudian dilanjutkan oleh Iwan Junianto, S.T., M.Eng. yang menjelaskan potensi kerawanan bencana Kabupaten Tanggamus. Beliau menjelaskan jika 40 % wilayah Tanggamus merupakan perbukitan rawan longsor, terdapat dua sungai besar yang membelah Tanggamus yaitu Way Semangko dan Way Sekampunga yang rawan banjir, sesar yang rawan gempa yaitu sesar Semangko dan sesar Kota Agung. “Kita harus siap siaga jika sewaktu-waktu ada bencana,” imbuhnya.

Seminar terakhir diisi oleh Drs. Buchori Asyik, M.Si. yang memaparkan kondisi geografis Provinsi Lampung mulai dari aspek fisik hingga sosial masyarakat budaya. Beliau mengutarakan walau Provinsi Lampung termasuk wilayah rawan bencana, tetapi memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. “Potensi bencana dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata seperti di Gunung Merapi Yogyakarta,” ungkapnya.

Seminar nasional ditutup dengan kegiatan tanya jawab dan kemudian diakhiri dengan prosesi foto bersama baik dari pihak program studi dan mahasiswa. Kegiatan ini pun bertepatan dengan hari kesiapsiagaan nasional.