PRINTER GEOGRAFI 3 : “Tafakur, Tadabbur, Tasyakur: Langkah Mempertebal Keimanan dan Rasa Syukur”

Penulis: Lathifa Zahrah (1900638)

Editor: Dewi Fortuna Julianty P

Kamis, 5 Agustus 2021 merupakan rangkaian ketiga diselenggarakannya program kerja Departemen Kerohanian BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Pembinaan Rohani Internal Geografi (PRINTER Geografi 3). Acara PRINTER Geografi ini berjalan sesuai rencana, dan dilaksanakan via Zoom Cloud Meetings yang dihadiri oleh seluruh pengurus serta anggota BEM HMPG FPIPS UPI yang beragama Islam. Tema yang diangkat pada acara PRINTER Geografi 3 ini yaitu “Tafakur, Tadabbur, Tasyakur” tema ini diambil sebagai langkah bagi seorang muslim dalam mempertebal keimanan dan keyakinan kepada sang Pencipta sehingga menimbulkan rasa syukur terhadap segala ciptaan Allah SWT, khususnya bagi pengurus dan anggota BEM HMPG melalui acara PRINTER Geografi 3 ini.

PRINTER Geografi 3 dimulai pada pukul 19.30 WIB yang dibawakan oleh Master of Ceremony Lala Rahmawati, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ketua Departemen Minat dan Bakat BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Rian Andrian, selanjutnya pada sesi pematerian dibawakan oleh Ketua Departemen Lingkungan BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Elbarra Gifary Budiman.

Doc. Penulis

Pada sesi pematerian PRINTER 3 kali ini, Ketua Departemen Lingkungan menyampaikan mengenai konsep keimanan dan rasa syukur. Keimanan itu adalah kepercayaan yang kokoh kepada Allah SWT. Mengutip dari syaikh Husain bin Audah al-awaisyah menyebutkan bahwa “Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh”. Amal perbuatan dengan segala macamnya, baik amalan hati maupun amalan anggota tubuh termasuk hakikat keimanan. Sedangkan rasa syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan kedudukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah SWT. Jadi seseorang yang dikatakan beriman itu apabila ia mampu bersyukur atas segala karunia yang Allah limpahkan. Ada beberapa kiat atau cara untuk mempertebal keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah yaitu sebagai berikut:

  1. Menambah keimanan:
  2. Berkumpul dengan orang saleh
  3. Mentadaburi alam semesta
  4. Menjalankan perintah Allah secara konsisten
  5. Menambah rasa syukur
  6. Selalu memgingat Allah dalam hati nurani
  7. Mengucapkan kalimat-kalimat pujian untuk Allah SWT
  8. Beramal kepada orang-orang yang membutuhkan

Selanjutnya ketua Departemen Lingkungan juga memaparkan mengenai bagaimana cara kita menjadi seorang geograf yang penuh keimanan dan rasa syukur. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Geografi adalah ilmu yang mempelajari segala aktivitas manusia dan alam, serta interaksi diantara keduanya melalui perspektif ruang hingga terbentuk pola ruang tertentu. Dimana kita sebagai seorang geograf selalu berhubungan dengan yang namanya lingkungan atau alam semesta. Fenomena penciptaan alam semesta beserta segala isinya adalah bukti nyata Kemahakuasaan Sang Khalik. Orang beriman sebagai makhluk yang berpikir disuruh untuk merenungi, betapa hebat kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu. Cara kita sebagai geograf dalam menambah keimanan dan rasa syukur adalah dengan bertafakur, tadabbur, dan tasyakur alam. Apa saja pengertian dari Tafakur, Tadabbur, dan Tasyakur?

  1. Tafakur Alam adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisis, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT. Tafakur Alam merupakan perbuatan yang diperintahkan dalam agama dan ditunjukkan bagi mereka yang memiliki pengetahuan untuk merenungkan berbagai fenomena alam. Allah SWT memuji orang-orang yang merenung untuk memperoleh pengetahuan. Dalam surat Ali Imran ayat 190-191, Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Mereka berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini semua, dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran : 190-191).
  2. Tadabbur Alam, secara bahasa, tadabbur berarti melihat dan memperhatikan kesudahan segala urusan dan bagaimana akhirnya. Al-Alusi dalam tafsirnya Ruh al-Ma’ani menjelaskan, pada dasarnya tadabbur berarti memikirkan secara mendalam kesudahan sesuatu urusan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Tadabbur alam merupakan sarana pembelajaran untuk lebih mengenal Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Tadabbur alam akan membersihkan diri dan jiwa kita dari energi-energi negatif yang mungkin telah bersemayam di hati dan pikiran kita dan sebagai rasa syukur atas karunia Allah yang maha luas.
  3. Tasyakur Alam, tasyakur artinya bersukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Tafakur dan Tadabbur itulah yang akan mengantarkan manusia pada tasyakur. Hasilnya, manusia akan pandai bersyukur dengan memanfaatkan nikmat yang diberikan padanya di jalan yang benar sesuai kehendak-Nya. Dalam Al-Qur’an, perintah mensyukuri nikmat Allah antara lain “Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-‘Ankabut : 17).

Dengan bersyukur, orang akan dengan lapang dada dan ikhlas menerima apa yang terjadi. Dengan rajin bertafakur, bertadabbur, dan bertasyakur setiap muslim akan memperoleh kebahagiaan dan ketenangan dalam hidupnya. Lalu bagaimana cara kita sebagai muslim dan juga geograf dalam mengaplikasikan tafakur, tadabbur, tasyakur alam dalam kehidupan sehari-hari?

Sebagaimana terdapat dalam surat Ar-Ruum ayat 9: “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.”

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah melakukan ‘imarah’, yaitu mengelola dan memakmurkan bumi. Tugas ini telah dilakukan oleh manusia secara baik meskipun terkadang dengan alasan mengelola alam tetapi tindakan mereka ternyata berpotensi merusak alam dan isinya. Dengan demikian, bumi dan isinya seperti tumbuhan-tumbuhan, hewan, hutan, gunung, daratan, air, sungai, lautan, dan ikan akan terganggu kelestariannya.

Qs. Al A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat diatas dengan tegas melarang manusia melakukan tindakan yang menyebabkan terjadinya kerusakan di muka bumi seperti memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan, merusak keseimbangan alam dan pencemaran Iingkungan hidup. Ayat ini sejalan dengan keprihatinan para aktivis lingkungan hidup di Indonesia tentang kerusakan alam di Indonesia yang semakin hari semakin parah. Kondisi ini secara langsung memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam meningkatkan risiko bencana alam.

Inti dari pematerian “Tafakur, Tadabbur, Tasyakur: Langkah Mempertebal Keimanan dan Rasa Syukur” kali ini adalah bagaimana cara kita sebagai geograf dalam mengaplikasikan sikap tafakur, tadabbur, dan tasyakur dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita sebagai geograf yang kesehariannya selalu mempelajari tentang bumi dan segala isinya, sepatutnya bagi kita untuk merenungi dan mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan dengan menjadi khalifah sejati di muka bumi serta menjaga lingkungan dari berbagai kerusakan sebagai bentuk syukur kita kepada Sang Pencipta.

Setelah sesi pematerian selesai, maka acara dilanjutkan dengan zikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Staf Departemen Kerohanian BEM HMPG FPIPS UPI yaitu Hasbul Wafi. Setelah selesai berzikir dan berdoa, acara pun ditutup dengan sesi foto bersama.

Doc. Penulis