Mengenal Tanah Lebih Dekat

Oleh: Yesi Sopariah (Pendidikan Geografi 2018)

Editor: Siti Hayati Zakiyah (1) Agus Salafudin (2)

“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman,”

Sebaris lirik lagu yang menggambarkan karakteristik tanah Indonesia itu, barangkali menjadi alasan yang turut melatarbelakangi mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi UPI angkatan 2018 untuk melaksanakan praktikum mata kuliah Geografi Tanah beberapa waktu lalu. Tepatnya tanggal 16-17 November 2019. Praktikum, sebagai agenda akademik yang rutin dijadwalkan setiap akhir semester merupakan momentum bagi mahasiswa untuk mengkorelasikan teori kelas dengan kenyataan di lapangan. Dua mata kuliah yang melaksanakan praktikum pada semester tiga adalah Geografi Tanah dan Penginderaan Jauh.

Hari pertama praktikum

Pukul 07.00 WIB kami berkumpul di area kebun yang letaknya persis di sebelah gedung Gymnasium UPI. Seluruh mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2018 yang berjumlah 95 orang berbaris dan mendengarkan arahan dosen pengampu mata kuliah, yakni Arif Ismail, M.Si.

Kegiatan yang dilakukan setelahnya adalah mengidentifikasi tanah dan melakukan pengeboran tanah. Peralatan yang harus disiapkan adalah ring sampel, bor tanah, plastik untuk menyimpan sampel, meteran, sendok untuk mengambil sampel tanah, dan lain-lain. Sehari sebelum praktikum, kami menggali lubang di sana. Kami mengidentifikasi tanah pada lubang yang sudah digali lalu mengisi data pada instrumen yang sudah dimiliki tiap kelompok. Kami memperhatikan beberapa hal seperti; warna, tekstur, struktur, dan jenis horizon. Uniknya, lubang dibuat menyerupai liang lahat / liang kubur agar kami dapat mengidentifikasi jenis horizon dengan mudah.

Dua-tiga orang dari kami melakukan pengeboran tanah secara manual. Hasil pengeboran diletakan pada sebuah alas secara memanjang dan berurutan. Pengidentifikasian dilakukan dengan pembagian tugas pada setiap anggota kelompok. Ada yang mengamati lubang, mengebor tanah, dan ada pula yang mengidentifikasi hasil pengeboran. Dengan bantuan asisten dosen pekerjaan kami dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Pukul 12.00 kami telah selesai melaksanakan tugas. Sebagai penutup praktikum hari pertama, Prof. Dr. Ir Dede Rohmat, MT mengecek hasil pekerjaan kami dan memberi arahan untuk praktikum esoknya.

Foto Pengambilan sampel tanah menggunakan bor tanah

Hari kedua Praktikum

Tanggal 17 November 2019 kami berkumpul di ATM center UPI tepat pada pukul 5 pagi. Dengan menggunakan truk, mahasiswa langsung melakukan perjalanan hari kedua menuju plot-plot yang sudah ditentukan.

Plot pertama yang kami datangi adalah Dayeuh Kolot. Masing-masing kelompok menyebar untuk mencari plot boring dan sampel tanah. Jenis tanah yang tersebar adalah alluvial atau tanah luapan sungai. Dominasi tanah urugan di sekitar lokasi, membuat kami sulit menemukan tanah asli. Penggalian sedalam dua meter dilakukan untuk mendapat sampel terbaik. Sebagai geographer, plotting (mencatat koordinat tempat penelitian dengan menggunakan aplikasi handy gps) adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Sementara di Cimaung, kami kembali berpencar. Lokasi tanah urugan dengan letak menurun membuat kami harus berjalan cukup jauh.

Plot selanjutnya terletak di PLTA Lamajan. Larangan melalukan boring pada tanah-tanah yang ada di sekitar PLTA, membuat kami harus mencari lahan lain. Ada yang mengambil sampel di perkebunan warga yang dengannya harus melalui medan curam. Pemandangan sejuk menjadi kabar baik kala menginjakkan kaki disana. Adapun di Kertamanah, suasana kebun teh yang asri membuat kami tak ingin melewatkan moment untuk melakukan swafoto. Praktikum selesai kala kami sudah mengumpulkan sampel dari keempat plot.

Foto Pengamatan sampel tanah

Pada penghujung praktikum dosen memberikan apresiasi dengan memberikan kesempatan bertanya, bagi setiap mahasiswa yang menemukan kendala di lapangan. Laporan secara lisan oleh masing-masing kelompok menjadi data dasar yang nantinya akan diolah dalam kelas. Praktikum kali ini sangat menyenangkan dan membuat kami antusias. Ironisnya, kami selalu menemukan sampah plastik yang tersangkut di bor saat boring. Sangat memperihatinkan memang. Kondisi tanah Indonesia yang katanya tanah surga ini betul-betul tercemar oleh sampah. Tak pelak, menguarkan bau tidak sedap dari dalamnya.

Jadi, benarkah tanah kita tanah surga?