Menelusuri Samudra Tersingkap

Oleh: Lelining Tyas (Pendidikan Geografi 2019)

Editor: Siti Hayati Zakiyah (1) Agus Salafudin (2)

Penelusuran Samudera tersingkap, dimulai dari perjalanan menuju belahan lain di Pulau Jawa untuk melaksanakan praktikum. Pratikum kali ini dilaksanakan di sekitar Karang Sambung, Kecamatan Karang Sambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan lokasi pertemuan kerak benua dan kerak samudera yang menjadi monumen sejarah Pulau Jawa, Indonesia, dan Benua Asia. Praktikum Geologi ini dilaksanakan pada hari Jum’at – Minggu, 6-8 Desember 2019. Pemberangkatan dari Bandung pada Jumat pukul 05.00 WIB dan sampai di Kampus LIPI Karang Sambung pada Jum’at pukul 20.00 WIB.

Foto Bersama di Kampus LIPI Karang Sambung

Sebelum dilaksanakannya praktikum lapangan, pihak LIPI memberikan pematerian mengenai Karang Sambung secara umum meliputi; lokasi singkapan, sejarahnya, dan jenis batuannya. Edi Hidayat, selaku pemateri memberikan penjelasan mengenai pembentukan batuan dan aktivitas geologi lain yang memiliki kesamaan (secara fisik dan kimia) dengan proses yang terjadi pada masa lampau. Proses dalam bumi terjadi berulang-ulang, sehingga muncullah konsep, the present is the key to the past” (J. Hutton: 1785). Beliau juga menjelaskan, katastrophisma adalah kejadian malapetaka yang terjadi di  bumi dan berlangsung secara cepat (revolusi). Sedangkan uniformitarianisma adalah kejadian masa lampau dengan proses yang sama dan berlangsung secara berangsur-angsur (evolusi).

Potret sesi pembekalan dari pihak Kampus LIPI

Penelitian lapangan dilaksanakan 7 Desember 2019 meliputi beberapa lokasi. Lokasi pertama terletak di Muara Sungai Kali Muncar, Desa Karang Sambung. Tepian sungai ini memiliki Batuan Rijang, Gamping Merah, dan Basalt dengan bentuk Lava Bantal. Lokasi kedua terletak di Desa Pucangan, Kecamatan Sadang. Disana terdapat batuan metamorf serpentinit yang umumnya menyusun lantai Samudera. Lokasi ketiga terletak di Desa Totogan, Kecamatan Karang Sambung. Dari titik pengamatan, kami melihat bentukan Amphitether Karangsambung dengan bukit curam dan berpuncak tajam di sebelah kiri, Dataran Aluvial di bagian tengah, dan perbukitan landai  di sebelah kanan. Lokasi keempat adalah Tepian Kali Lok ulo, Desa Wonosobo, Kecamatan Karang Ayam. Sungai Lok merupakan sungai terbesar yang ada di Kebumen sekaligus menjadi batas kecamatan antara Kecamatan Karang Sambung dan Kecamatan Karang Ayam. Lokasi kelima terletak di Gunung Parang, Desa Karang Sambung. Disana terdapat singkapan batuan beku diabas (intrusi) yang berbentuk kekar tiang vertikal (Vertical Columnar Joint) dan berwarna abu-abu. Museum Melange merupakan lokasi terakhir yang kami kunjungi sekaligus meragkum keseluruhan perjalanan penelusuran Karang Sambung dari dulu hingga kini.

Foto Bersama di lokasi penelitian

Penelitian dilanjutkan pada hari Minggu, 8 Desember 2019 menelusuri sungai yang berada di sekitar Kampus LIPI untuk mengidentifikasi batuan dan mengelompokannya ke dalam Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf serta mengujinya dengan HCL. Setiap kelompok diuji oleh dosen pembimbing; Hendro Murtianto, Yakub Malik, dan Totok Doyok Pamungkas. Tepat pukul 14.00 WIB kami melakukan perjalanan menuju Pantai Suwuk setelah itu kami melaksanakan perjalanan pulang.