‘Mencetak’ Penulis Geografi, HMG Undang Kartini F Astuti

‘Cetak’ Penulis Geografi, HMG Undang Kartini F Astuti

Oleh: Siti Hayati Zakiyah

Bukan tanpa alasan HMG kembali mengadakan workshop kepenulisan. Pengaruh literasi yangmerambah ke berbagai ranah baik populer maupun ilmiah, tentu memicu timbulnya berbagai persaingan dari berbagai kajian ilmu, termasuk geografi. Sebagai mother of science, para geograf muda mestinya memiliki keterampilan dalam dunia tulis menulis agar eksistensi geografi tetap terasa manfaatnya. “Carilah jati diri kalian dengan menulis” tutur Hendro Murtianto selaku Kepala Bidang Kemahasiswaan dalam sambutannya, “Secara pedagogik, fungsi menulis adalah meningkatkan daya ingat terhadap ilmu yang tertanam di pikiran kita. Saya tunggu karya kalian di koran, majalah, dan sebagainya” lanjut beliau kemudian.

Acara ini dimulai pukul 13.30 pada Senin 13 April 2019 kemarin, bertempat di Ruang 30 Lantai V FPIPS UPI. “Karena dengan menulis, tulisan saya akan abadi” jawab Ihsan (Pendidikan Geografi 2018) ketika pemateri menanyakan perihal motivasi menulisnya. Seolah mempu ‘menghipnotis’ seluruh peserta, pematerian berlangsung kondusif.

“Komponen utama dalam menulis adalah kreativitas” ucap beliau membuka suara. Bagi Kartini F Astuti, satu diantara banyak hal yang membuat manusia tampak lebih hebat dibandingkan hewan adalah kemampuannya berbudaya, berbahasa, dan berkata-kata. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan founder Teman Cerita ini untuk meminta peserta menggambarkan dua buah bintang di secarik kertas, tanpa perbedaan sama sekali. Kesulitan mulusnya proses inilah yang membuat simulasi proses kreatif menarik.

Beberapa simulasi lain yang dilakukan pemateri adalah; bagaimana memunculkan karya yang berbeda dengan sudut pandang baru, bagaimana ‘mencuri ide oranglain secara professional’ dengan memperkaya teknik, bagaimana sepak terjang dunia kepenulisan, dan kisah bergurunya tulisan-tulisan kita kepada gaya sang idola. Rubrik Pena Geografi dengan tema Menumbuhkan minat kepenulisan dan desain grafis ini, diharapkan membawa nafas baru khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Geografi maupun Sains Informasi Geografi utamanya dalam bidang kepenulisan.

Acara diakhiri dengan pembacaan dan pembahasan karya terbaik yang dibuat oleh peserta pada sesi workshop, Ashlah Afdlalul Ihsan (Pendidikan Geografi 2018) dengan judul karya, Segala Sesuatu Itu Sesat. Karya yang dibuat dalam waktu 10 menit itu dinilai menarik, karena mampu memberikan sudut pandang baru kepada pembaca tanpa menghakimi akhir cerita dari cerpen singkat itu di awal. “Alhamdulillah seneng, karena bukan hanya dikomentari dan diapresiasi, tetapi juga dikritik oleh seorang penulis. Materinya sangat mudah dipahami oleh para peserta seminar” ujar Aslah.