BELAJAR MEMANUSIAKAN MANUSIA, LEWAT KADERISASI

BELAJAR MEMANUSIAKAN MANUSIA, LEWAT KADERISASI

Oleh: Vina Aulia

Editor: Siti Hayati Zakiyah

Anak Belajar dari Kehidupannya 

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

(puisi Dorothy Law Nolthe)

Proses OSPEK adalah proses kaderisasi yang dibutuhkan untuk organisasi kemahasiswaan, sehingga keberadaannya harus tetap dipertahankan dengan tingkat fleksibilitas terhadap perubahan zaman dan tidak terpasung oleh tradisi semu yang memakan korban. Proses represivitas terhadap OSPEK harus dijawab dengan sebuah transformasi proses kaderisasi yang tidak memakan korban. Transformasi tersebut menuntut sebuah kreativitas dalam menjawab perubahan paradigma masyarakat (Pikiran Rakyat, 28/08/2004).

Setelah habis kegiatan MOKAKU, terbitlah kaderisasi himpunan yang berlangsung selama 3 bulan. Kaderisasi himpunan sudah menjadi sebuah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun di Prodi Pendidikan Geografi dan Sains Informasi Geografi. Kaderisasi adalah gerbang awal untuk menyambut bibit – bibit baru yang akan menghadapi masa perkuliahan di kampus UPI, mendasari pandangan dengan kacamata mahasiswa agar memiliki sikap yang benar dan tepat. Dengan kata lain, kaderisasi mempersiapkan mental mahasiswa baru geografi untuk menghadapi segala persoalan di kampus. Pada momen inilah transformasi status dari yang asalnya siswa menjadi mahasiswa dilakukan. Setidaknya hal yang perlu ditanamkan para senior kepada para juniornya saat kaderisasi adalah mengubah paradigma berpikir agar selalu kritis dan global menghadapi permasalahan yang dialami oleh bangsa ini. Langkah selanjutnya adalah memahami peran dari mahasiswa sebagai agent of change, iron stock dan moral of voice.

Masa kaderisasi yang dikelola langsung oleh Departemen Pengembangan Sumber Daya Organisasi (PSDO) BEM HMG FPIPS UPI berlangsung sejak akhir Agustus 2019 sampai awal November 2019. Beberapa mata kegiatan yang terangkum didalamnya adalah Pengenalan Mahasiswa Baru (PMB), MOKAKU FAKULTAS, GEOACT (Geography Active Creative Thinking), GFL (Geography Future Leadership), dan PPLG (Program Pengenalan Lingkungan Geografi).

Kegiatan GEO ACT dilakukan selama tiga kali dengan konten dan tema yang berbeda-beda. Pada GEO ACT 1, mahasiswa baru diminta untuk melakukan latihan fisik mengingat banyaknya praktikum dan KKL yang akan mereka jalani semasa perkuliahan. GEO ACT 2 mengenalkan BEM HMG selaku organisasi resmi yang menjalankan roda himpunan geografi dan yang ketiga adalah pematerian seputar IMPK oleh Jantera, cara mempacking barang, dan PPGD. Geography Future Leadership atau yang disebut dengan GFL dilaksanakan selama tiga hari dua malam yang secara tersirat mengajarkan mahasiswa baru untuk mampu berpikir kritis dalam menghadapi segala persoalan dan berdisiplin diri. Dari setiap kegiatan kaderisasi selalu ada manfaatnya, banyak ilmu yang kita dapat selain pengalaman. Banyak cerita suka duka, menumbuhkan jiwa kebersamaan dan kekeluargaan ,  semakin mengeratkan Pendidikan Geografi dan Sains Informasi Geografi.